Jangan Mengemis Beasiswa

Jangan Ngemis Beasiswa

Ngobrolin beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa jaman sekarang memang tidaklah asing. Banyak diantara teman-teman menggantungkan mimpi-mimpi mereka saat kuliah adalah berprestasi demi mendapatkan beasiswa, baik beasiswa untuk S1-nya ataupun S2-nya gratis entah didalam negeri ataupun luar negeri. Atau sekedar meringankan biaya kuliah dan cari tambahan uang saku semata.Bahkan secara iseng-iseng mengajukan beasiswa karena prestasinya bagus daripada kolom beasiswa nggak ada yang ngambil maka dengan pertimbangan lumayan buat nambah-nambah uang saku mereka masuk. Betapa opportunisnya..

Tahukah beasiswa itu pastinya diberikan tidak secara cuma-cuma bukan? Ada aspek tujuan mengapa beasiswa itu ada. Salah satu bank di Indonesia misalkan memberikan beasiswa kepada beberapa mahasiswa yang telah terseleksi misalnya, apakah lantas hanya sekedar penyerahan uang baik yang simbolik ataupun yang nyata? Tidak bukan? Ada yang secara terang-terangan mengikat mereka untuk bekerja disana setelah lulus, ataupun yang secara tidak langsung.

Sebagai insan berpendidikan kita juga punya hati dan kesadaran bagaimana itu yang disebut timbal balik. Kita sebagai mahasiswa yang telah diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan studi di kampus masing-masing dengan biaya kuliah yang pastinya telah disubsidi pemerintah ditambah dengan beasiswa-beasiswa yang disediakan. Itu artinya apaa? Itu artinya pemerintah telah memprcayai kita sebagai orang-orang yang turut membangun bangsa ini. Kita investasi masa depan bangsa ini.

Balas budi, ya apakah balas budi kita bagi bangsa yang telah menyediakan sarana yang tidak kurang untuk kita menggali ilmu, yang dimana kita tidak perlu membangun gubuk lagi, tidak perlu bereksperimen di alam, cukup di laboratorium saja? Cukup ironi juga apabila kita niatkan kuliah dan ujung-ujungnya lulus bekerja bagi perusahaan asing yang tidak ada nilai manfaatnya bagi bangsa ini. Padahal Negara telah mensubsidi kuliah kita, telah memberi banyak program-program beasiswa untuk pura-puri harapannya. Jikalau bagsa ini kita analogikan sebagai Ibu, lalu apakah kita akan lari dari Ibu dan menjauhi bahkan berteman dengan orang-orang yang akan selalu menyakiti Ibu kita, orang-orang yang akan membuat Ibu kita khawatir. Sejahat itukah kita?

Pendidikan di kampus ini memang mahal, apalagi setelah kita ditetapkan sebagai institusi yang di-BHMNkan. Melalui program lain, pemerintah baik melalaui Institusi ini maupun ikatan alumninya banyak menyediakan beasiswa-beasiswa yang nilainya tidaklah kecil macam, Beasiswa Pendidikan Penuh, Beasiswa ITB untuk semua, Beasiswa PPA, Beasiswa Ekonomi Lemah, Beasiswa Kerinaganan SKS, beasiswa kemitraan pemerintahan daerah, atau kedepannya Beasiswa Bidik Misi, dan bermacam-macam yang lainnya pemerintahan dan institusi ini pastilah sangat bermanfaat bagi kita. Bagaikan Ibu memberi uang jajan tambahan untuk kita jajan pas SD walaupun ayah kita sudah member jatah harian. Lalu apakah esok kita akan melupakan atau pura-pura tidak tahu apa yang telah Ibu kasih hari ini?

Jika kupikir, beasiswa itu seperti investasi mereka yang memberi. Kita penerima beasiswa adalah objek investasinya, kita dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang member nilai manfaat dimana disini kepada bangsa ini. Lalu apakah kita akan pura-pura lupa atau tidak tahu ketika suatu saat menjadi orang yang dibutuhkan bangsa ini? Sungguhpun sekarang tak usah dipanggil harusnya kita tahu bahwa kita adalah harapan bangsa ini. Kita semua baik orang-orang terdidik secara formal, atau yang non formal sedang diminta oleh Ibu Pertiwi untuk segara membantu beliau bangun dan bangkit tersenyum.

Bukankah melalui salam kebanggan kita telah tergema nafas sumpah demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater? Untu Tuhan, Bukan untuk diri kita sendiri. Untuk Bangsa, bukan untuk orang-orang luar negeri ataupun orang-orang lain yang berkepentingan membantu melemahkan bangsa ini. Dan untuk almamater, satu ITB bukan suatu golongan yang tujuannya memecah-mecah keutuhan kampus ini.

Hey kawan-kawan beasiswa, entah wujudnya apa mari kita jadikan diri kita sebagai manusia-manusia yang tahu terimakasih.

1 thoughts on “Jangan Mengemis Beasiswa

  1. sandy syam berkata:

    bagus tulisan2nya mas..

Tinggalkan komentar